PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hutan Wisata Alam
Gunung Meja merupakan salah satu sumber
alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia lebih khususnya masyarakat
Manokwari. Manfaat yang diperoleh dari hutan ini sangat beraneka ragam dengan
jenis Pepohonan, salah satunya (Intsia
bijuga O.K) yang biasa menyediakan
benih yang berjumlah cukup banyak, serta mempunyai peranan yang lebih besar
dalam pembangunan ekonomi nasional (Fakuarata, 1990). Untuk itu patut disyukuri dengan tetap menjaga kelestariannya bagi
generasi sekarang maupun yang akan datang. Jenis ini menjadi primadona kayu log
karena memiliki keunggulan dibandingkan dengan jenis lainnya. Hampir seluruh
HPH di Papua menjadikan merbau sebagai target produksi utama. Dampak tingginya
Eksploitasi merbau adalah adanya larangan pemanfaatan terhadap jenis tersebut,
dimana pada tahun 1998 CITES memasukan jenis ini kedalam daftar Appedix II.
Namun karena dukungan hasil penelitian pada waktu itu yang menggambarkan
potensi merbau di hutan alam sehingga mengakibatkan jenis ini masih di ijinkan
untuk di eksploitasi. (Rachman, 2003).
Salah satu usaha yang digunakan yaitu
untuk pembangunan dan pengelolaan hutan dimasa mendatang adalah penyediaan
benih yang bermutu, yaitu unggul secara genetik maupun secara fisiologis,
tersedia dalam jumlah yang cukup dan yang tidak kalah pentingnya adalah
kemampuan beradaptasi dengan kondisi lingkungan tempat tumbuhnya. Benih yang
baik dan bermutu hanya dapat diperoleh
dari pohon atau sumber benih yang baik, dan dengan menerapkan pengetahuan
pemuliaan pohon dalam pengelolaannya.
Tujuan dan Manfaat
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Pohon induk yang mengahasilkan benih yang cukup banyak pada Taman
Wisata Alam Gunung Meja Manokwari. Dalam penyusunan Karya Ilamiah ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya dibidang
pembenihan tanaman hutan. Dan hasil
penelitian ini juga diharapkan
menjadi informasi bagi dinas terkait, mengenai akan adanya benih-benih merbau
yang cukup banyak di hutan Wisata Alam
Gunung Meja Manokwari.
Masalah
Bibit merbau (Intsia bijuga O.K) yang digunakan selama ini dalam merehabilitasi
kawasan hutan yang rusak atau lahan-lahan yang kosong di Kabupaten Manokwari,
biasanya di ambil dari hasil cabutan anakan-anakan alam dan dari biji yang
disemaikan pada persemaian. Faktanya menunujukan bahwa bibit yang dibutuhkan
dalam jumlah yang sedikit atau kurang dari jumlah yang harus di butuhkan. Untuk
mengantisipasi masalah tersebut, maka
di butuhkkan areal hutan yang memiliki potensi tegakan merbau yang
sebagai sumber benih yang bermutu, baik dari segi jumlah maupun kualitas benih
yang dihasilkan. Kualitas benih yang bermutuh sangat ditentukan oleh pohon
induk yang menghasilkannya.
Hutan Taman Wisata Alam gunung Meja
ditumbuhi oleh tegakan merbau yang cukup banyak, dimana jenis merbau telah memiliki kemampuan untuk
memberikan benih yang cukup banyak. Selain itu kawasan ini merupakan areal yang dilindungi sehingga
keberadaannya terjaga dari kegiatan penebangan liar. Sejauh ini pemetaan
mengenai kualitas pohon merbau penghasil benih pada kawasan ini belum
teridentifikasi. Jika pemetaan pohon merbau penghasil benih telah diketahui dengan pasti, maka dapat dipastikan
apakah tegakan merbau pada kawasan Taman Wisata Alam Gunung Meja Manokwari
cocok untuk dijadikan sebagai penghasil benih merbau atau tidak.
Dapat di lihat dari permasalahan di
atas maka perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui jumlah Tegakan
Merbau Penghasil Benih Pada Taman Wisata Alam Gunung Meja Manokwari.
TINJAUAN PUSTAKA
Intsia
bijuga O.K umumnya tumbuh pada dataran rendah dengan
tempat tumbuh tanah endapan atau berpasir serta agak berbatu. Merbau termasuk
pohon induk dengan tinggi bebas cabang lebih dari 16 m serta diameter lebih
dari 35 cm. bentuk menyerupai, batang umumnya tegak dan hampir silindris. Kulit
batang Intsia bijuga OK berwana
coklat muda agak halus dan tidak mengelupas dengan ciri khas daunnya.
Sumber Benih Tanaman Hutan
Sumber Benih adalah tegakan hutan
baik hutan alam maupun hutan tanaman yang ditunjuk atau dibangun khusus untuk
dikelola guna menghasilkan benih.
Ada
beberapa kelas sumber benih antara lain :
1.
Tegakan Benih Teridentifikasi
Yaitu
tegakan alam atau tanaman dengan kualitas rata-rata digunakan untuk menghasilkan benih dan lokasinya dapat teridentifikasi dengan cepat.
2.
Tegakan Benih Terseleksi
yaitu
tegakan alam atau tanaman yang fenotipenya bagus untuk sifat penting seperti
batang yang lurus, tidak
cacat dan percabangan (diatas rata-rata)
3.
Areal Produksi Benih
Yaitu
tegakan benih yang terseleksi yang kemudian ditingkatkan kualitasnya melalui
penjarangan pohon-pohon jelek atau terkena virus dan meninggalkan pohon-pohon
yang sehat yang dipelihara guna menghasilkan benih.
4.
Kebun Benih Provenan
Yaitu
tegakan yang dibangun dari benih yang provenannya telah teruji dan diketahui
keunggulannya .
5.
Kebun Benih Semai
Yaitu
sumber Benih yang dibangun dengan biji yang berasal dari pohon induknya.
6.
Kebun Benih Klon
Yaitu
sumber benih yang dibangun dengan bahan vegetatif (misalnya ranting, tunas/
mata tunas dll) yang berasal dari pohon induknya.
7. Kebun pangkas
Yaitu
pertanaman atau kebun yang dibangun
dengan benih dari pohon induknya
untuk tujuan khusus (bahan penghasil stek).
Identifikasi
Pohon Benih Merbau
Identifikasi
secara umum mengandung arti, penetapan atau penentuan identitas seorang atau benda (Yuwono & Abdullah,1994 dalam Mansim, 2004). Kegiatan
identifikasi yang dimaksud adalah suatau
kegiatan orientasi lapangan (quick tour) yaitu pengamatan terhadap seluruh
pohon-pohon benih tegakan
merbau secara singkat dengan
berjalan kaki sambil mencocokan dengan beberapa kriteria umum tentang kelayakan
suatu sumber benih (Dephut 2003).
Kriteria Sumber Benih Tegakan Merbau
Aksesibilitas
Tegakan dapat diterima sebagai calon
sumber benih, apabilah gampang di kunjungi, pada setiap musim berbuah dengan
tujuan untuk pengamatan bunga atau buah, pengumpulan benih, pengangkutan benih,
penjaranagan dan pekerjaan penting lainnya.
Jumlah Tegakan dan Jarak antar Tegakan
Tegakan diterima sebagai calon sumber
benih, apabilah jumlah pohon induk minimal 92 pohon dalam suatu tegakan dengan jarak
antar pohon pendamping dengan pohon pendamping berkisar 5-10 m, jarak antar pohon
pendamping dengan pohon induk berkisar 15-25 m, jarak
antar pohon induk dengan pohon induk berkisar 35-45 m, sedangkan jarak
antar pohon benih dengan pohon induk berkisar 45-75 m, dan jarak antar pohon
benih dengan pohon benih berkisar 55-100 m.
Kualitas Tegakan
Tegakan
dapat diterima sebagaia calon sumber benih jika kualitasnya termasuk rata-rata
sampai diatas rata-rata. Penentuan kualitas ini tergantung pada produk yang
akan di hasilkan oleh tegakan tersebut, apakah untuk kayu pertukangan, pulp,
getah atau lain sebagainya.
Pembungaan dan Pembuahan
Tegakan dapat diterima jika terlihat
berbunga atau berbuah, ada informasi telah pernah berbunga atau berbuah atau
terlihat sisa-sisa bunga atau buah yang gugur dan atau yang menjadi indikator
sehingga kita ketahui bahwa suatu tegakan sebagai calon sumber benih adalah
banyaknya anakan di bawah tegakan tersebut.
Kesehatan
Tegakan diterima sebagai calon sumber
benih jika bebas atau sedikit adanya serangan hama dan penyakit yang terlihat
dari ciri-ciri kematian pohon yang acak dalam jumlah relativ kecil dan tidak
mengelompok.
Benih
Berdasarkan
Undang-undang Republik N0. 12 tahun 1992 tentang sistem budidaya hutan tanaman,
benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak atau
mengembangbiakan tanaman berdasarkan definisi tersebut maka, benih adalah hasil
perkembangbiakan secara generative maupun vegetative yang akan dipakai untuk
memperbanyak tanaman atau di pakai untuk usaha tani. Benih yang mutu mempuyai
pengertian bahwa benih tersebut varietasnya benar dan murni, mempunyai mutu
genetik, fisologis dan mutu fisisk yang tinggi sesuai dengan mutu standar pada
kelasnya (Hendarto Kuswanto, 1997).
KEADAAN UMUM HUTAN WISATA ALAM GUNUNG MEJA
Letak, Luas dan Batas
Letak Kawasan Taman Wisata Alam Gunung
Meja yang berada tepat ditengah atau pusat Kota Manokwari, sangat memudahkan
bagi setiap orang terutama yang membutuhkan bibit pohon merbau. Selain itu sarana penunjang berupa jalan beraspal yang membelah kawasan dari arah barat
kearah timur-tenggara pada kawasan ini, serta adanya jalan yang melingkar
dengan rute Anggori Pasir Putih-Kota-Amban dengan jarak sejauh 24 Km,
menjadikan kawasan ini
semakin mudah diakses.
Taman Wisata Alam gunung Meja secara
geografis terletak pada koordinat 134o 03’ 17” – 134o 04’
17” Bujur Timur dan 00o 51’ 29” Lintang Selatan, dengan luas kawasan
berdasarkan SK Menper No. 19/Kpsts /Um/I/I993 seluruhnya adalah 500 Ha, tetapi
hasil rekontruksi tata batas oleh Sub BIPHUT diperoleh luas definitif adalah
460,25 Ha dengan jumlah pal batas adalah 250 dengan panjang 10,9 km.
Letak Taman Wisata Alam Gunung Meja
secara administrasi termasuk wilayah Distrik Manokwar, Kabupaten
Manokwari-Papua. Batas alam hutan Taman Wisata Alam Gunung Meja adalah sebagai berikut: Sebelah Utara Berbatasan
dengan Kelurahan Amban, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Kampung
Ambon, Sebelah Timur berbatasan degan Kelurahan Pasir Putih dan Sebelah Barat
Berbatasan dengan Kelurahan fanindi.
Iklim
Berdasarkan tipe iklim, Schimidt dan
Ferguson Kawasan Hutan Alam Gunung Meja tergolong dalam tipe Iklim A. berdasarkan
perhitungan data dari stasiun Cuaca Manggoapi selama periode lama tahun
(1991-1995) yaitu rata-rata 2516,2 mm/tahun. Rata-rata suhu maksimum 32,8oC
dan suhu minimum 24oC sedangkan kelembaban maksimum rata-ratanya adalah 88,8% dan
kelembaban minimum 82%.
Geologi Dan Tanah
Geologi hutan
Gunung Meja atas formasi geologi Befoor yang di kenal dengan nama formasi
Manokwari. Formasi ini tersusun atas batuan induk kapur berntuk teras-teras dan
sedimen-sedimen kasar dan halus hasil endapan batuan pegunungan Arfak berumur
zaman Pilo-pleistone berupa angkatan batuan kapur. Jenis tanah yang dominan
adalah tanah kapur dan tanah endapan alluvial. Formasi geologi dan bahan induk
pembentuk tanah pada kawasan ini merupakan holotipe sebagian besar kawasan
pantai utara pulau PNG (Papua).
Hidrologi
Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Meja memiliki
± 30 sumber mata air berupa gua-gua dan mata air
yang tersebar didalam dan disekitar kawasan hutan (zieck,1960 dalam mansim
2004). Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM) Kabupaten
Manokwari menyatakan bahwah ada banyak 12 mata air yang di jadikan sebagai
sumber pemasok air bagi masyarakat
kota manokwari. 7 (tujuh)
diantaranya terdapat didalam dan sekitar Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Meja. Mata air ini
sebagian besar berada dikaki lereng sebelah selatan kawasan.
Aksesibilitas
Letak kawasan Gunung Meja yang berada
tepat di tengah atau pusat kota Manokwari, sangat
memudahkan bagi setiap orang terutama yang membutuhkan bibit
merbau yang telah tumbuh
dibawah tegakan. Selain itu sarana penunjang berupa jalan beraspal yang membelah lokasi TWA gunung meja
manokwari dengan rute Anggori Pasir Putih-Kota-Amban sejauh 24 Km, sehingga menjadikan kawasan ini semakin gampang diakses.
Akses yang sangat mudah ini akan
mempermudah dalam hal pengelolaannya, baik dari aspek manajemen, perlindungan,
pengawasan dan pemangkasannya maupun
pengumpulan benih.
HUTAN GUNUNG MEJA MANOKWARI
BalasHapus